Sebuah Cerita ......

Entah berawal darimana.
Terlalu banyak cerita tentang dirimu, sayang.
Terlalu sulit aku menggambarkanmu.
Buat diriku, kau adalah sosok yang baik untukku.
Hanya dengan mengagumimu, aku bahagia.
Melihat mu dari jauh kau tampak sangat sehat, aku pun lega.

Aku selalu mendoakan mu, dan kita.
Aku menunggu, sampai kapan aku harus begini.
Terlalu larut aku dalam mengagumimu.
Terlalu larut aku mendambakanmu.
Terlalu bahagia akan diriku yang hanya bisa mengagumimu.

Terkadang, hati ini rapuh.
Hati ini ingin sekali menangis, akan tetapi aku bahagia dengan mengkhayalkanmu.
Aku seperti sosok yang "berhalusinasi".
Di setiap khayalku, kau adalah pemeran utama di dalam hati dan pikiranku.
Aku...bahagia sekali kau ada di dalam setiap ingatan ku.
Aku...bahagia sekali melihat masa depan kita, sayang.

Entahlah....aku pun semakin candu.
Aku seperti orang yang sedang jatuh cinta dengan khayalanku.
Aku lebih suka dengan khayalanku daripada realita hidup ini.
Aku sempat berpikir, apakah dirimu memikirkan ku? atau memikirkan tentang kita?
Aku tau jawabannya, pasti tidak, ya kan?

Melihatmu dan memandangmu dari dekat, aku tidak sanggup.
Setiap kali kau berdiri didepanku, hati ini berbicara, mata tidak sanggup untuk menatap,
diriku seakan-akan ingin memelukmu, mendekapmu dengan erat.
Agar perasaanku ini akan sampai ke hatimu.

Aku malu....malu dengan diriku.
Aku tidak bisa mengalahkan hati ini.
Hati selalu menang.
Aku malu...malu dengan-NYA.
Malu karena dirimu yang menjadi bagian bayang-bayang diriku bukan diri-NYA.
 Entah, aku tidak tau apa yang harus kuperbuat.
Rasa malu itu hanya sesaat.
Besok, lusa, minggu besok, bulan depan, dan tahun depan, apakah perasaan itu akan sama?
Aku tidak tau bagaimana masa depan kita.
Tapi, aku berusaha untuk tetap berdiri, ketika namamu, wajahmu mulai mengganggu hati dan pikiranku.

Aku merasa tidak berguna.
Aku merasa gila.
Gila akan dirimu.
Gila memilikimu.
Apakah aku terobsesi dirimu?
Apakah ini yang dinamakan sayang?
Apakah ini yang dinamakan mencintai?
Apakah ini yang dinamakan tulus?

Sayang, dimanapun kamu berada.
Aku akan menjadi orang pertama yang ingin memahamimu lebih dalam lagi.
Aku aka menjadi penggemar beratmu.
Aku akan menyanyangi dirimu seperti aku menyanyangi diriku.
Aku mencintaimu karena Dia.
Dia lah saksi hidup.
Dia yang tau, bagaimana perasaan aku sampai saat ini. 
Dia tempat keluh kesahku.
Dia yang membuat aku nyaman dan tenang.

Sayang, apabila kau merindukanku, luapkanlah perasaanmu ke Dia.
Insha Allah, Dia akan menyampaikan itu ke aku.
Mungkin saat ini, kita dibatasi jarak, waktu dan semesta.
Aku percaya pada-NYA, kau juga ya! 
Ada saatnya, saat yang tepat, seperti yang selalu kau bilang itu, disaat itulah kita berdua bertemu, entah rasa itu akan meluap-luap, atau hanya sekedar bertegur sapa.
Entahlah....

Aku tidak akan menantimu.
Aku tidak akan menunggumu.
Aku yakin, sesuatu yang ditakdirkan untuk kita akan menjadi milik kita.
Kamu bukan milikku, tapi milik-NYA.
Begitu juga dengan aku.

Sayang, aku rindu.
Aku...sayang.
Aku bahagia.
Aku ingin sekali berbagi cerita.
Aku ingin kita bertukar cerita, bertukar pikiran, seperti yang kita lakukan dulu.

Sepertinya, aku terlalu dalam menceritakanmu.
Aku terlalu menjiwai halusinasiku.
Terima kasih...karena kau membawa cerita.
Entah aku yang terlalu halusinasi atau aku terlalu gila.
Tapi rasa bahagia ku dengan rasa sakit ini itu hanya beda 5cm.



-Yang Tersayang-
Aku yang tidak kau inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KURA-KURA

Ada Apa Dengan S2?

Katarsis (I)